Sunday, August 21, 2016

Rencana-Nya Selalu yang Terbaik

Dengan nama Allah... sebaik-baik Pemberi Ganjaran.
Namamukah yang tertulis di lauh mahfuz sana?
Engkaukah yang bakal menemaniku jalan menuju syurga?
Dirimukah yang akan melengkapkan separuh dari agamaku?

Adakah kau yang tercipta untukku?
Jawab pertanyaanku ini.
Jawab!
Kau takkan pernah dapat memberi jawaban,
Karna jawabannya bukan ditanganmu.
Tetapi di tangan-Nya,
Di tangan Tuhan kita,
Allah Subhannahu Wa Ta'ala.

Tuhanku dan Tuhanmu,
Gelisahku memikirkan dirimu,
Dan ketakutanku memikirkan Tuhanku,
Maafkan aku,
Ketakutanku pada Tuhanku melebihi kegelisahanku memikirkanmu.

Jemput diriku pabila waktunya tiba,
Sebelum sampai saat itu,
Biarkan aku sendiri bersama Si Dia,
Akan kucipta cinta bersama Dia,
Sebelum kucipta cinta antara kita.

Jadilah dirimu kumbang yang hebat,
Dan doakan aku agar menjadi bunga yang mekar,
Untuk itu aku tinggalkan dirimu pada-Nya.

Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu,
Tidak ada suatu binatang melata melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya,
Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.

Usah bersedih atas perpisahan sementara ini,
Jika benar aku tercipta untukmu,
Tiada apa yang dapat menghalangnya,
Sebelum saat itu tiba,
Berdo'alah pada Allah moga diberi kekuatan,
Mohonlah padanya dengan penuh mengharap.

Yakinlah pada janji Allah! "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)" [Surah An Nur: 26]

Sesungguhnya Allah takkan pernah mensia-siakan pengorbananmu,
Bilamana kita tinggalkan semua ini karena Allah semata,

Yakinlah!
Akan ada sesuatu yang indah untukmu di pengakhiran nanti.

Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu,
Daripada yang sekarang (permulaan),
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,
Lalu (hati) kamu menjadi puas.
[Surah Ad dhuha: 4 & 5]

Lihat Diri Sendiri Sebelum Melihat Aib Orang Lain

Setan menggoda kita dengan banyak cara. Meskipun kita merasa sudah istiqomah di jalan Allah sekalipun, mereka punya segudang cara untuk mencelupkan kita ke api neraka. Salah satunya adalah tinggi hati. Kita akan merasa lebih baik, lebih suci, lebih pintar, dan lebih segala galanya dari orang lain. Kemudian merendahkan orang lain, contohnya seperti dengan membandingkan antara yang sudah berhijab dengan yang belum, yang sudah syari dengan yang berhijab tapi dimodel-modelin. 

Merendahkan mereka yang tidak seperti kita dengan mengatakan mereka tak pantas dinikahi atau tak pantas mencium bau surga. Na'udzubillah. Siapa lah kita sampai sampai berani menentukan baik buruknya orang, siapa lah kita sampai berani menentukan surga atau nerakanya seseorang. kita tidak pernah tau kelak orang yang kita rendahkan tersebut akan meninggal dalam keadaan baik atau buruk. Atau justru kita lah yang meninggal dalam keadaan buruk. na'udzubillah.
Semoga kita semua terhindar dari sifat tinggi hati. Semoga kita mampu menjaga lisan kita dari kata kata yang merendahkan orang lain. Semoga kita terus menjadi orang yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

“Jangan mengawasi orang lain, jangan mengintai geraknya, jangan membuka aibnya, jangan menyelidikinya. Sibuklah dengan dirimu, perbaiki aibmu. Karena kamu akan ditanya Allah tentang dirimu, bukan tentang orang lain.” - Ali bin Abi Thalib

Dia punya aib, apalagi kita? Wallahi... Bukan tidak mungkin jika aib kita lebih banyak daripada dia.

Tidak ada yang perlu kita sombongkan atas apa apa yang ada dalam diri ini, jangan pula sampai kita terlarut dalam kesedihan atas segala kekurangan kita apalagi mendengar komentar-komentar dari mereka. Jangan lihat ia begini dan begitu.

LIHAT SAJA DIRI KITA SENDIRI,
ABAIKAN KATA-KATA MEREKA yang tidak mengenakkan hati ya teman 😊

Karena hanya Allah dan diri kita yang tau bagaimana diri ini sebenarnya. Hanya Allah yang tau niat kita.

Yuk gemar-gemar bermuhasabah diri, jangan sampai satu kesalahan orang lain membuat kita melupakan segala kebaikannya.

Buang buruknya, ambil ibrohnya 😊

Ilmu Yang Bermanfaat

Janganlah kalian menetap di suatu negeri yang di dalamnya tak ada seorang ulama yang memberikan fatwa tentang agamamu, dan seorang dokter yang memberitahu penyakitmu.

Jika kau khawatir terjebak dalam ‘ujub
Maka lihatlah siapa yang engkau hadapi saat bersujud,
Pahalakah yang kau maksud?
Azabkah yang kau takut?
Nikmat kesehatan mana yang kau syukuri?
Musibah apa yang kau kufuri?
Jika kau memikirkan salah satu dari hal-hal tersebut akan terlihat kerdil amalanmu.

Perdalamlah ilmu agama sebelum kau menjadi pemimpin, karena saat kau menjadi pemimpin maka tak ada lagi waktu untuk mendalami ilmu.

Cukuplah ilmu menjadi sebuah keutamaan saat orang yang tak memiliki mengaku-ngaku memilikinya dan merasa senang jika dipanggil dengan gelar ilmuwan.
Cukuplah kebodohan menjadi aib saat orang yang bodoh merasa terbebas darinya dan marah jika digelari dengannya.
Barangsiapa mempelajari Al Qur’an, akan naik harga dirinya.
Barangsiapa mendalami Fikih, akan berkembang kemampuannya.
Barangsiapa menulis Hadits, akan kuat argumentasinya.
Barangsiapa berkecimpung dalam Ilmu Bahasa, akan lembut perasaannya.
Barangsiapa berkecimpung dalam Ilmu Matematika, akan luas akalnya.
Barangsiapa tidak menjaga hawa nafsunya, takkan bermanfaat ilmunya.

Barangsiapa mengejar kekuasaan, ia akan lari darinya. Jika terjadi sesuatu ia akan lupa terhadap ilmu.

Dunia adalah batu yang licin dan kampung yang kumuh. Bangunannya kelak roboh, penduduknya adalah calon penghuni kubur, apa yang dikumpulkan akan ditinggalkan, apa yang dibanggakan akan disesalkan, mengejarnya sulit, tetapi meninggalkannya mudah.

Friday, August 12, 2016

HIJRAH

Hijah..disini bukan tentang perpindahan ke suatu daerah tapi lebih tepatnya berpindah dari keadaan hidup seseorang yang buruk ke kondisi yang lebih baik,yang dekat dengan Rabbnya.

Dalam hadits Qudsi yang shahih, Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan berikan petunjuk kepada kalian”.

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum ia mengubahnya sendiri"

Dulu,engkau dengan bangga memamerkan setiap inci auratmu.Membiarkan setiap mata laki laki ajnabi menikmati kecantikan mu.Dan..dulu pada dasar nya engkau menikmati itu.Engkau tak merasa bahwa setiap pandangan laki laki pada aurat dan kecantikan mu itu terus menambah berat timbangan amal buruk mu.

Namun kini,karena hidayah Allah engkau sadar akan kebiasaan jahiliyah mu dulu.Engkau menangis atas aib dan dosa mu terdahulu.Engkau kini bahkan memandang jijik atas pakaian mini yang dulu menjadi kebanggaan mu.Engkau tanamkan tekad dalam diri untuk berubah.Berubah menjadi lebih baik.

Sosok mu saat ini mungkin menjadi inspirasi muslimah lain.Berkat cerita hijrah mu yang mengharu biru,dan pakaian syar'i yang menjulur menutupi seluruh aurat mu.Masyaa Allah...

Namun.....apa kah itu sudah cukup?.Apakah hijrah itu hanya dengan kita merubah penampilan dari pakaian mini ke pakaian taqwa yang syar'i dan lantas men share cerita hijrah kita?.

Tentu saja tidak.

Hijrah adalah perjalanan panjang.Hijrah itu adalah pembelajaran seumur hidup,dimana proses nya terus berlanjut.Tak hanya berhenti saat kita sudah berubah penampilan 180 derajat dari sebelum nya.

Hijrah yang benar adalah dengan ilmu.Dimana saat hijrah rasa haus akan ilmu akan semakin besar.Dan tentu saja ilmu itu akan lebih dibutuhkan ummat dari sekedar membaca cerita hijrah (walau tak dipungkiri cerita hijrah mu memang sukses menumbuhkan inspirasi).

Solihah,betapa engkau mulia disisi Rabbmu.Jangan pernah takut melangkahkan kakimu ke jalan yang benar,justru Allah akan mudahkan segala sesuatunya jika kau hanya berharap kepada-Nya.InsyaAllah :)

Monday, August 8, 2016

POLA REZEKI

Ada seseorang yang berusaha untuk hidup ngirit. Dia sedang berusaha menabung, dan mengurangi pengeluaran termasuk menunda zakat dan sedekah ! Dia sering cek saldo, dan punya target angka khusus dengan saldonya, setiap pengeluarannya dipantau & hitung sebagai beban, pendeknya dia berusaha untuk KIKIR.

Duarrr... Beberapa bulan ini justru ujian finansial datang bertubi, diuji dengan cobaan finansial, Allah "merampas"nya dengan cara yang sungguh diluar dugaan. Mulai dari harus betulkan rumah, yang nilai perbaikannya bagi dirinya lumayan besar, bolak balik servis kendaraan, baik mobil maupun motor hingga pengeluaran-pengeluaran kecil yang intensitasnya super-duper & diluar nalar.

Di sadarinyalah bahwa ini kejadian bukan sekali tetapi berkali kali, dan polanya selalu sama: 
ketika berusaha untuk "ngirit" termasuk menunda kebiasaan berbagi. Well... harta itu unik, justru berkembang ketika dia dialirkan, semakin deras aliran keran dibawahnya maka semakin deras pula aliran diatasnya.
Adapun mengenai besarnya harta yang dimiliki, bukan dari seberapa besar kita disiplin dalam mengatur pengeluarannya, tetapi dari seberapa besar wadahnya, seberapa pantas kita mendapatkannya.

Ketika diri kita menjadi perantara atas rejeki orang lain salahsatunya, dengan memberi baik kepada karyawan ataupun kepada yang membutuhkan, karena ada hak mereka dalam harta kita, sebetulnya kita sudah memantaskan diri untuk menerima lebih.

Boleh percaya atau tidak, saya simpulkan ada dua pola terkait dengan REJEKI:
(1) bahwa jika kita tidak mengeluarkannya, maka Allah-lah yang dengan paksa akan mengeluarkannya, hanya nilainya berbeda, yang pertama bernilai pahala.
(2) harta tidak akan menumpuk ketika kita menimbunnya, tapi harta akan semakin banyak ketika kita mengalirkannya & pantas untuk memperolehnya,Boleh percaya atau tidak,
Pernah ngalamin?

Sunday, August 7, 2016

*Tanda Pengobatan yang Mengandung Unsur Sihir*


Pelaku sihir memiliki tanda-tanda yang dapat dikenali. Apabila dijumpai salah satu di antaranya tanda-tanda tersebut pada seorang ahli pengobatan, maka dapat diketahui bahwa ia melakukan praktik yang amat dekat dengan sihir.

Di antara tanda tersebut adalah:

1. Menanyakan nama pasien dan nama ibunya (kecuali data pasien untuk keperluan administrasi atau yang terkait dengan riwayat penyakit, -pent). 

2. Mengambil bekas pakaian yang dipakai oleh pasien. Misalnya adalah baju, tutup kepala, kaos dalam, celana, dan lain-lainnya.

3. Meminta binatang dengan sifat-sifat tertentu untuk disembelih dan tidak menyebut nama Allah ketika menyembelihnya. Bahkan terkadang, melumurkan darah binatang tersebut pada bagian anggota badan yang sakit atau melemparkannya pada tempat yang rusak.

4. Menuliskan jimat atau jampi-jampi yang tidak dapat dipahami.

5. Memberikan hijib yang berupa bingkasan segi empat dan di dalamnya berisi huruf-huruf atau angka-angka (yang tidak dapat dipahami maknanya). 

6. Memerintahkan pasien untuk menyepi beberapa waktu di kamar yang tidak tembus cahaya matahari.

7. Memerintahkan pasien agar tidak menyentuh air selama jangka waktu tertentu, dan kebanyakan selama 40 hari.

8. Memberikan sesuatu kepada pasien untuk dipendam di dalam tanah.

9. Membaca mantra-mantra yang tidak dapat dipahami maknanya.

10. Kadang ia memberitahukan nama, tempat tinggal, dan semua identitas pasien serta masalah yang dihadapi pasien tanpa pemberitahuan pasien kepadanya terlebih dahulu.

11. Menulis huruf-huruf tertentu yang terputus-putus, di dalam kertas atau bejana dari marmer putih dan memerintahkan kepada pasien untuk melebur dan meminumnya.

Apabila pada diri seorang ahli pengobatan terdapat salah satu tanda di antara tanda-tanda di atas, maka kita tidak boleh berobat kepadanya.

Dikutip dari majalah Al-Furqan edisi 11 tahun V. Lihat pula Keajaiban Thibbun Nabawi, hal. 129-130.

Diketik ulang dari buku “Ke mana -seharusnya- Anda Berobat?” Karya dr. M. Saifudin Hakim, hal 59-60.